Seni Di Tengah Deru Abad Pertengahan Pada Masa Kegelapan (Dark Age)

BEMP Pendidikan Sejarah UNJ
9 min readFeb 8, 2023

--

Oleh : Alfina Auliana Putri ( Mahasiswi Pendidikan Sejarah 2020 )

Sumber Gambar : Ilustrasi BEMP Pendidikan Sejarah UNJ

Seni merupakan salah satu aspek dalam suatu keindahan yang dapat memikat dan menyegarkan indra penglihatan. Kadangkala dalam menampilkan sesuatu seni terkadang memperlihatkan sesuatu yang tragis, jelek, membingungkan, satire, provokatif, bahkan menjijikan. Maka dari itu, seni bersifat abstrak, karenanya kebanyakan karya seni memiliki kesulitan untuk dijelaskan bagi orang-orang yang memang tidak mampu untuk mengerti seni itu sendiri. Seni berkembang jauh sebelum kehidupan modern menyentuh kehidupan manusia, bahkan dalam masa-masa abad pertengahan yang penuh dengan intrik seni menjadi media dalam menyampaikan pesan — pesan tersirat.

Salah satu seniman yang terkenal pada masa abad pertengahn yaitu Leornado da Vinci dari abad ke enam belas dengan lukisan Monalisa. Namun dibalik karya — karya mahsyur yang diciptakan oleh seniman-seniman pada abad pertengahan, ada kecaman dan juga batasan — batasan oleh gereja sehingga kurangnya ruang untuk lebih ekspresif terhadap suatu karya seni. Hal itu tetap tidak membatasi para seniman- seniman untuk membuat suatu seni yang mempunyai nilai tinggi dari kedetail-an atau kekhasan yang mereka punya dalam membuat karya seni.

Seni dan Keindahan

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, seni memiliki tiga arti dalam memaknainya. Yang pertama, seni memiliki arti merupakan keahlian seseorang dalam melahirkan sebuah karya berharga yang dapat menampilkan keindahan, kelembutan, dan sebagainya. Sedangkan dalam arti kedua, seni diartikan sebagai suatu karya yang dibuat dengan keahlian yang menakjubkan dan memikat seperti lukisan dan tari. Dalam pengertian ketiga, seni didefinisikan menjadi suatu kemahiran akal seseorang dalam memanifestasikan entitas yang sangat bernilai. Pada pengertian lain Felix John (2012) menyatakan :

“bahwa seni diartikan dari suatu kombinasi antara pandangan seseorang, keahlian yang melibatkan kelihaian fisik dan menghasilkan suatu bentuk atau gerakan.”

Abad Pertengahan dan Dominasi Gereja

Seni tidak dimulai dari baru-baru ini, jika kita menarik jauh kebelakang seni sendiri sudah melewati berbagai masa yang terjadi dikehidupan manusia salah satunya abad pertengahan yang menjadi bagian dari sejarah peradaban Eropa. Dimana pada abad ini terjadi kelahiran kembali dari sifat religius di Eropa, yakni kekristenan.

Keseluruhan hidup umat manusia di seluruh penjuru negeri dipengaruhi oleh kereligiusan dengan sangat kental, tak terkecuali dunia seni yang tidak dapat lepas dari kehidupan masyarakat dunia (Lie, 2009).

Kehidupan abad pertengahan berlangsung dalam kurun waktu sekitar sebelas abad yaitu dari abad V hingga pada abad XVI, yang dapat diartikan abad ini berlangsung sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat dan juga tergulingnya Romawi Timur oleh bangsa Turki. Pada abad pertengahan eropa sendiri, terbagi menjadi tiga periode yaitu masa dark ages, romantic era, dan the age of faith. Pada abad ini, kekuasaan gereja bersifat absolut yang sangat mempengaruhi kehidupan politik dan juga sosial di masyarakat. pengaruh ini mengikat Eropa menjadi satu kesatuan yakni iman Kristen. Maka dari itu kita dapat melihat bagaimana suatu Gereja dapat difungsikan sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan serta aktivitas- aktivitas intelektual yang menghasilkan karya berwujud naskah-naskah keagamaan dan kitab Injil. Gereja menciptakan dunia Kristen melampai batas-batas kerajaan denga Paus di Roma sebagai pusatnya.

Pada abad yang hampir seluruh sisi kehidupannya dipengaruhi religius yang sangat kental, muncul slogan yang berbunyi “Theology is queen of science” yang menandakan segala ilmu diluar ilmu teologi adalah sekunder. Hal tersebut menyebabkan disiplin ilmu lainnya harus tunduk kepada teologia. hal ini memperlihatkan bagaimana agama menduduki tempat tertinggi dalam kehidupan masyarakat abad pertengahan. Apabila terjadi suatu pertentangan, maka kebenaran agamawilah yang dijadikan sebuah patokan. Kejadian ini merupakan kondisi yang berkembang pada abad ini.

Kehidupan Masyarakat Abad Pertengahan

Orang-orang pada abad pertengahan sendiri memiliki kreativitas tinggi yang dapat menghasilkan banyak karya seni, seperti seni teater, seni rupa, seni lukis, dan sebagainya. Salah satu yang menonjol pada masa ini adalah seni rupa. Banyak seniman-seniman di Eropa berlomba-lomba untuk membuat suatu lukisan yang semirip mungkin dengan bentuk aslinya. Situasi tersebut didatangkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran orang- orang kalau ada suatu hal yang mungkin tidak dapat diutarakan dengan kata-kata saja dan lukisan pun dapat menjadi suatu media untuk berkomunikasi bagi masyarakat Eropa pada saat itu. Selain itu, kemampuan manusia menetap secara sempurna memberikan kesadaran penting tentang keindahan dalam suatu peradaban.

Karya seni rupa pada abad pertengahan mempunyai identitas sendiri dimana adanya keterkaitan dengan otoritas gereja yang pada saat itu mendominasi kehidupan masyarkat masa itu. Tidak jarang terkadang gereja akan ikut andil dalam memutuskan suatu karya seni apa yang hendak diciptakan oleh seorang seniman. Bila dilihat secara optis, karya seni pada abad ini terlihat hambar dengan hanya mengandalkan percampuran antara warna-warna primer dan pose yang terlihat agak agak tegang atau kaku. Konsep pandangan dari diri sendiri pada masa ini sangatlah jarang untuk didapati, jikalau ada pun hanya berupa percampuran yang terlihat wajar dan sangat biasa namun ditambah dengan banyak digresi. Tetapi, para seniman pada masa itu tidak sulit untuk menemukan banyak material seperti batuan berharga, cat emas, dan lain sebagainya untuk dijadikan bahan utama. Lalu, untuk ukurannya karya seninya sendiri biasanya terbilang cukup besar. Tidak seperti lukisan pada masa Romawi Klasik yang ukurannya bukan untuk hal yang monimental, namun lebih ditunjukan untuk menjadi pengisi konstruksi bangunan yang pada saat itu cenderung sangat lebar dan megah sebagai wujud dari keagungan Tuhan. Dalam perkembangannya seni rupa pada abad pertengahan terbagi menjadi Romanesque, Gothic, dan Renaissance.

Romanesque

Kesenian Romanesque tumbuh di Eropa Barat yang dimulai pada 1000 masehi dan dilanjutkan oleh kemunculan kesenian gothic. Di Inggris, gaya ini disebut juga dengan arsitektur Norman yang menyatukan karakteristik bangunan Bizantium dengan Romawi Barat. Salah satu gereja yang bergaya Romanesque yang terkenal adalah Katerdal Pisa yang selesai dibangun pada 1093. Adapun ciri-ciri gereja yang dibangun pada zaman ini yaitu konstruksi bangunan gereja yang memiliki alderon yang berkubah disokong dengan dinding- dinding gereja yang terbuat dari batu yang sangat tebal serta tiang-tiang raksasa dengan lengkungan sempurna, suasana pada dalam gereja sangat gelap dan hanya diterangi oleh lukisan tentang Yesus, Maria, dan orang-orang suci lainnya. Setiap tempat bangunan memiliki bentuk yang sangat teratur dan transparan, sehingga terlihat lebih sederhana dibandingkan dengan bangunan Gothic.

Seni rupa yang berkembang pada zaman Romanesque sangat terbatas pada lukisan- lukisan yang dibuat di kertas perkamen yang digunakan untuk merepresentatifkan buku yang ditulis dengan tangan. Lukisan-lukisan pada zaman ini tidak ada dalam bentuk kepingan. Apa yang tergambar pada seni patung, juga tergambar pula pada seni lukisnya. Penggambarannya lebih mengedepankan pada agama daripada keduniawian. Sehingga hasilnya disebut ideoplastis, karenanya makna yang dikandung lebih banyak ketimbang bentuknya.

Warna yang terlukis pada bagian yang datar memberi kesan akan karya dekorasi sesuai dengan bentuk miniatur, di dalam lukisannya pun tidak ada satupun dari perspektif bentuk atau warna (Hidayat, 2019).

Gothic

Arsitektur gothic pertama kali berkembang di Prancis Tengah, terutama sekitar Paris. Pada abad XIII, Gothic mencapai puncak perkembangannya. Adapun ciri-ciri bangunannya seperti adanya jendela mawar atau rose widow yang memberikan kesan etetis dan lambang tersebut dianggap simbol firman Tuhan, adanya seni kaca patri pada dinding bangunan sebagai bukti perkembangan teknologi pada zaman itu, dan rib vaulting yang menyeru membran sebagai unsur peninggalan zaman Gothic.

Dalam seni lukisnya terbagi menjadi dua, yang pertama adalah seni lukis kaca pada jendela kaca bewarna kemudian disambungkan dengan patrian. Seni lukis kaca ini mulai diciptakan sesudah abad ke-12 dan ke-13. Maka dari itu hasil yang didapatkan dengan menggunakan teknik ini tidak sempurna, susunannya pun tidak satu jenis saja yang menimbulkan refleksi kemilau. Dewasa ini, kreasi ini dimasukkan dalam karya seni moaik kaca. Kemudian lukisan pada panel dan dinding. Hal ini disebabkan terbatasnya pelukis miniatur, namun setelah tahun 1300-an mulai banyak seniman panel. Beberapa dasawarsa terakhir, para ahli seni merasa agak keberatan untuk memasukkan seni ini dalam golongan seni gothic karena di Italia sendiri gaya gothic kurang dapat apresiasi yang semestinya.

Renaissance

Renaissance sendiri merupakan suatu ideologi baru di Italia yang muncul pada abad ke-15 dan mengalami puncaknya pada abad berikutnya. Aliran ini berpusat di Florence. Kata Renaissance diambil dari bahasa Italia yaitu Rinascita dan kata lain dalam bahasa Inggris yang disebut Rebith memiliki arti kelahiran kembali. Memberikan kesan akan kelahiran kembali bentuk dan ide purba dalam karya seni. Ciri utama dalam karya seni renaissance adalah seni naturalisme dan komposisi yang horizontal pada lukisan, seni pahat, maupun bangunannya. Tema seninya bersumber pada seni budaya klasik Yunani dan Romawi Purba.

Pengaruh aliran Renaissance dapat terlihat pada anatomi, proposi, perspekti, warna, cahaya, komposisi, dan tema. Visualisasi ikon-ikon pada objek lukisan dari abad renaissance dinilai lebih hidup dan juga berani. Hal itu dapat terlihat dari karya-karya oleh para tokoh yang lahir pada era ini yaitu Leonardo da Vinci yang terkenal dengan The Last Supper Monalisa, Raffael Santi yang terkenal dengan Madonna im grunen, dan juga Michelangelo yang terkenal dengan Caravaggio F. Barok.

Renaissance mempunyai nama lain yaitu abad yang gemilang bagi seni rupa, dimana seni lukis mengambil andil yang cukup penting pada abad ini. Seni lukis tersebut memiliki teknik dengan cat yang disapukan pada suatu permukaan atau bidang. Bahan-bahan yang dierplukan pada karya seni ini berupa pisau lukis, kuas, cat yang digunakan (air, akrilik, minyak), canvas atau kertas, air, turpentin, berus, dan juga minyak linseed (Danuputra, 2021).

Karya seni rupa pada masa Renaissance juga banyak memvisualisasikan ikon manusia dengan detaul dan realistis, tema yang diangkat pun mulai menyentuh aspek-aspek sosial masyarakat (Irfan, 2014).

Hal tersebut membuat kaum-kaum borjuis dan juga kerajaan membuat potret diri mereka dengan lukisan. Hal ini dapat terlihat pada masa sekarang dengan lukisan-lukisan kerajaan Inggris Raya dan kerajaan lain yang pernah berkuasa di Eropa.

Pada masa ini juga, seniman dan arsitek merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki bakat pada seni yang mana tidak semua masyrakat mempunyai bakat tersebut. Maka dari itu, seniman dan arsitek dianggap sebagai manusia yang unik dan bertalenta, mereka mampu mengekspos sifat-sifat Ketuhanan. Mereka bahkan dapat dengan cepat menjadi orang terpandang pada masyarakat pada zaman ini.

Akhir dari Seni Abad Pertengahan

Dari ketiga periodisasi perjalanan seni pada abad pertengahan, masing-masing periode memiliki karakteristik berbeda-beda yang didorong oleh peradaban-peradaban pada masa sebelumnya. Ciri khas tersebut dapat dilihat di berbagai tempat-tempat yang berada di Eropa. Bagaimana seni masuk dalam aspek yang diatur oleh gereja dan sesuai keinginan gereja yang mengakibatkan kurangnya gambar atau seni lukis dari perspektif senimannya sendiri yang kemudian mulai berani pada masa renaissance yang disebut sebagai akhir dari masa kegelapan pada abad pertengahan.

Masa renaissance sendiri merupakan jembatan antara abad pertengahan dengan zaman modern. Pada masa ini, pengagungan pada nilai-nilai kemanusian sangatlah menonjol. Adanya peningkatan dalam pengkajian ilmu yang dilakukan oleh banyak universitas pada masa itu tentang berbagai disiplin ilmu. Pada sisi yang lain, masa ini mengoreksi total pola berfikir konvesional yang menyebabkan adanya sikap yang berbeda dalam memandang dunia. Banyak juga seniman-seniman yang terkenal hingga saat ini yang tercipta dari masa renaissance. Masa ini juga merupakan suatu pengambilalihan bagi perkembangan dari seni lukis, patung dan juga arsitektur bangunan.

Perbandingan Abad Pertengahan dan Modern

Adapun perbedaan yang terdapat dalam seni abad pertengahan dengan zaman modern, khususnya dalam seni rupa. Dari abad pertengahan dapat dilihat dari lukisan Leonardo da Vinci yang sangat kental dengan dogma agama, bagaimana penggambaran Kristus. Lukisannya masih terikat dan tidak leluasa untuk, mengekspresikan warna. Namun, seiring waktu mulai menujukkan warna-warna yang ekspresif dan hidup. Fenomena ini terjadi dalam masa renaissance, dimana seni rupa mengalami pergeseran paradigma dengan meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku sebelumnya.

Widagdo dalam Budiono (2013) menyatakan :

“adanya suatu indikasi baru dalam masa renaisans dimana seni rupa memulai fragmen baru.”

Kondisi tersebut disebabkan oleh topik lukisan yang beraliran religi, namun sudah menggambarkan figur dan tokoh yang ingin dilukiskan secara kasat mata dan adanya ungkapan artistik dari preferensi seniman yang tumbuh bebas. Bagian fisik manusia yang dijadikan elemen gambar mulai direalisasikan secara nyata dengan bentuk dan lekuk anatomi tubuh, bagian gambar lebih diperkuat, berbeda dengan lukisan yang ada pada abad pertengahan sebelumnya dimana pelukisan fisik tubuh digambarkan dengan sangat kaku untuk menjaga kereligiusan lukisan yang dibuat oleh seniman.

Berbeda dengan abad pertengahan, seni rupa yang ada pada abad moden tidak terkotak dalam kebudayaan suatu adat atau daerah, melainkan pada filosofi dan aliran seni rupa yang ingin seniman itu buat.pada zaman modern ini, perasaan pelukis atau senimannya sangat menentukan proses pembuatan lukisan karena pelukis mewujudkan ide-ide mereka dalam bentuk yang konkrit.

Kesimpulan

Abad pertengahan merupakan bagian dari perjalanan negara Eropa dalam mencari jati dirinya. Dalam abad ini, pengaruh gereja sangatlah kuat. Karena runtuhnya kekaisaran romawi pada saat itu dan kemampuan gereja dalam mengorganisasikan sesuatu. Dalam abad ini pula, teologi menjadi disiplin ilmu yang harus dihormati oleh semua disiplin ilmu lainnya. Dan semua aspek dalam kehidupan masyarakat pun tergantung oleh kekuasaan gereja, tak terkecuali seni. Pada masa ini, terbagi menjadi tiga aliran yang mewarnai seni pada abad pertengahan sendiri, yaitu romanesque, gothic, dan juga renaissance. Pengaruh gereja terhadap seni tergambar pada warna, perspektif, dan juga hasil karya yang diciptakan oleh seniman-seniman pada masa itu. Hingga pada masa renaissance, mereka mulai berani dengan warna-warna yang lebih kuat dan juga ekspretif.

Daftar Referensi

--

--

BEMP Pendidikan Sejarah UNJ
BEMP Pendidikan Sejarah UNJ

Written by BEMP Pendidikan Sejarah UNJ

Jumanji sebagai medium untuk memulai membaca, berpikir dan menulis dalam rangka membangun pemikiran dan gagasan manusia sejarah yang progresif!

No responses yet